1. Pemakaian bahan secara topikal seperti jamu, umbi-umbian
2. Pengelupasan dengan bahan kimia seperti pemakaian AHA dan TCA
3. Pengelupasan secara fisik seperti masker dan luluran
4. Augmentasi seperti pemakaian silikon dan kolagen
5. Penggunaan toxin seperti suntik botox (botulinum toxin)
Tindakan diatas sebenarnya aman untuk dilakukan asalkan disesuaikan dengan jenis kulit dan frekuensi tindakan. Tapi ada beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan dalam pengawasan dokter seperti suntik botox dan pemakaian silikon/kolagen, walaupun sebenarnya banyak dari dokter yang tidak menganjurkan dilakukan 2 tindakan itu kecuali pada kasus tertentu.
Sedangkan penggunaan alkohol untuk bahan kosmetika dan kesehatan pada pemakaian topikal/luar, hal ini diperbolehkan karena penggunaan alkohol disini hanya sebagai pelarut dan antiseptik dengan kadar dan konsentrasi yang kecil. Kemudian dilihat pula bahwa alkohol merupakan zat yang cepat menguap. Dan belum ditemukannya zat lain selain alkohol yang bisa sebagai pelarut yang aman dan murah. Walaupun demikian pemakaiannya sewajarnya saja.
Dalam talkshow tersebut dipaparkan juga bahwa perawatan harian yang aman yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
- Membersihkan wajah setelah bepergian dengan milk cleanser dan astringen
- Menggunakan pelembab dan sun block dengan SPF15 ketika akan bepergian
- Melakuan masker wajah tiap minggu dan luluran tiap bulan
- Mengkonsumsi air putih 8 gelas perhari dan buah-buahan, serta tidak menggunakan kosmetik yang mengandung mercury
Selain hal diatas, ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan kulit kita terlihat lebih tua, yaitu:
- Kulit yang sering terpapar matahari akan terlihat lebih tua 20 tahun
- Stress akan membuat kulit kita terlihat lebih tua 3 tahun
- Hidup di kota besar akan membuat kulit kita terlihat lebih tua 5 tahun
- Diet yang yang extrim akan membuat kulit kita terlihat lebih tua 10 tahun
Wow, ternyata berat juga tantangan hidup di Jakarta untuk kulit kita..
Dalam syariat Islam, perempuan yang ingin tampil cantik itu fitrah. Walau kadang penilaian cantik itu sendiri relatif dan subyektif. Cantik itu sendiri bisa dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu:
1. Cantik secara lahiriah:
- menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh
- keserasian dalam berpakaian.
Berpakaian di sini haruslah menutup aurat sesuai dengan Al Qur'an surat An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59. Setelah memenuhi kriteria tadi, barulah diperbolehkan berpakaian untuk memenuhi nilai estetika, indah dan pantas secara wajar.
2. Cantik secara spiritual:
- Memiliki kedekatan hubungan dengan Allah
- Berusaha menjadi hamba Allah yang taat
3. Cantik emosi dan akhlak:
- memiliki rasa malu, lemah lembut, santun, jujur, amanah, dan menjaga kehormatan dan kesucian diri.
4. Cantik intelektual
Seorang muslimah harus memiliki kecerdasan intelektual dan tidak akan membiarkan dirinya direndahkan, dilecehkan dan dieksploitasi.
Semua hal di atas akan membuat seorang wanita yang mempesona karena memiliki daya tarik kepribadian, meski ia tidak cantik secara fisik. Dan tidak seperti kecantikan fisik yang merupakan pemberian Allah yang tidak boleh diubah, inner beauty seperti kecantikan spiritual, akhlak, dan intelektual dapat diusahakan dan ditingkatkan.
Jadi, bolehkah seorang muslimah menjadi cantik dan melakukan usaha-usaha agar menjadi cantik? Of course boleh banget, Hanya perlu diingat: Luruskan kembali niat kita. Usaha yang kita lakukan adalah dalam rangka merawat tubuh yang merupakan karunia Allah yang harus disyukuri, harus berada dalam koridor-koridor yang diperbolehkan oleh syariat Islam. Dan jangan sampai membahayakan kesehatan kita sendiri.
“Muslimah cantik, menjadikan malu sebagai mahkota kemuliaannya…” (SMS dari seorang sahabat)
Membaca SMS di atas, mungkin pada sebagian orang menganggap biasa saja, sekedar sebait kalimat puitis. Namun ketika kita mau untuk merenunginya, sungguh terdapat makna yang begitu dalam. Ketika kita menyadari fitrah kita tercipta sebagai wanita, mahkluk terindah di dunia ini, kemudian Allah mengkaruniakan hidayah pada kita, maka inilah hal yang paling indah dalam hidup wanita. Namun sayang, banyak sebagian dari kita—kaum wanita—yang tidak menyadari betapa berharganya dirinya. Sehingga banyak dari kaum wanita merendahkan dirinya dengan menanggalkan rasa malu, sementara Allah telah menjadikan rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain,
Begitu jelas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlaq Islam. Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman dan sebaliknya. Terkhusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.
Namun sayang, di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita—yang seharusnya—menjadi perhiasan dunia dengan keshalihahannya, menjadi tak lagi bermakna. Di zaman ini wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan emansipasi, mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria.
Allah telah menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang artinya; ‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya’, Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Sehingga ketika para wanita menyadari fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak baginya. Setiap wanita, terlebih seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.
Sayangnya, hanya sedikit wanita yang menyadari hal ini…
Di zaman ini justeru banyak wanita yang memilih mendapatkan mahkota ‘kehormatan’ dari ajang kontes-kontes yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota ‘kehormatan’ yang terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional. Hanya demi sebuah mahkota dari emas permata dan gelar ‘Miss Universe’ atau sejenisnya, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya. Naudzubillah min dzaliik…
Apakah mereka tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar, atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia dengan penuh rasa malu karena telah menanggalkan mahkota kemuliaan yang hakiki semasa di dunia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dalam sebuah kisah, ‘Aisyah radhiyyallahu ‘anha pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian beliau berkata,
Betapa pun Allah ketika menetapkan hijab yang sempurna bagi kaum wanita, itu adalah sebuah penjagaan tersendiri dari Allah kepada kita—kaum wanita—terhadap mahkota yang ada pada diri kita. Namun kenapa ketika Allah sendiri telah memberikan perlindungan kepada kita, justeru kita sendiri yang berlepas diri dari penjagaan itu sehingga mahkota kemuliaan kita pun hilang di telan zaman?
Wahai, muslimah…
Peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan. Sungguh, rasa malu itu lebih berharga jika kau bandingkan dengan mahkota yang terbuat dari emas permata, namun untuk mendapatkan (mahkota emas permata itu), kau harus menelanjangi dirimu di depan public.
Wahai saudariku muslimah…
Kembalilah ke jalan Rabb-mu dengan sepenuh kemuliaan, dengan rasa malu dikarenakan keimananmu pada Rabb-mu…
0 komentar:
Posting Komentar